Tiongkok Larang Mobil Tesla Parkir di Sekitar Fasilitas Militer
![]() |
Interior mobil Tesla. (Unsplash.com/David von Diemar) |
Teknologi mobil listrik canggih buatan Tesla mendapatkan sandungan baru. Kabarnya, pihak militer Tiongkok melarang mobil tersebut parkir di sekitar lokasi fasilitas militer, baik itu di kantor ataupun di kompleks perumahan. Larangan itu dikeluarkan karena kekhawatiran tentang kamera yang tertanam di tubuh mobil Tesla.
Secara resmi, informasi tentang pelarangan mobil Tesla memasuki kompleks fasilitas militer tidak dapat dikonfirmasi. Hal itu karena otoritas berwenang Tiongkok tidak memberikan komentar ketika diminai keterangan. Pihak perwakilan Tesla di Tiongkok juga tidak mau memberikan informasi.
Namun, kantor berita Reuters, pada Jumat (19/3) mengabarkan bahwa mereka mendapatkan informasi itu dari salah satu pejabat yang tidak mau disebutkan namanya. Dalam informasi tersebut, larangan dibuat karena berkaitan dengan isu keamanan nasional terkait keberadaan data-data dari kamera yang ditanam di tubuh kendaraan Tesla.
Mungkinkah Tiongkok balas dendam?
![]() |
Ponsel Huawei. (Pexels.com/Alex Fu) |
Namun sikap permusuhan Donald Trump kepada Tiongkok tak hanya itu saja. Ketika masa akhir dia menjabat dan bersiap melaksanakan suksesi pemilihan presiden, dia berseteru memaksa perusahaan ByteDance yang memiliki TikTok untuk dilarang di AS. Kalau masih ingin beroperasi, maka ByteDance harus beroperasi dengan server AS dan dengan operator perusahaan AS.
Kisruh tersebut sempat memenuhi headline berita internasional selama beberapa waktu dan kesepakatan penjualan saham TikTok ke perusahaan AS pun terjadi. Dalam berjalannya waktu, ketika Trump kalah dari persaingan pemilihan presiden dan kini AS dipimpin oleh Joe Biden, sepertinya kesepakatan penjualan saham TikTok ke perusahaan AS tersebut dapat dibatalkan.
Ketika kabar dilarangnya Tesla memasuki atau parkir disekitar fasilitas militer Tiongkok karena alasan kemanan nasional, keputusan tersebut seperti sebuah keputusan yang pernah dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap perusahaan Tiongkok. Alasan utama yang disampaikan oleh Trump saat itu juga berkaitan dengan ancaman keamanan nasional.
Produk Tiongkok dianggap memiliki kemampuan spionase, dan kini Tiongkok juga menuduh dengan tuduhan serupa terhadap Tesla, bahwa kamera di kendaraan perusahaan yang dimiliki oleh Elon Musk itu memiliki potensi spionase juga.
Seorang analis di Raymond James & Associates bernama Pavel Molchanov, mengatakan pelarangan terbaru pada Tesla sangat mirip dengan permusuhan pemerintah AS terhadap Huawei. “Kalaupun kekhawatiran itu dibesar-besarkan, bisa menimbulkan dislokasi bagi perusahaan yang terkena dampak langsung,” katanya berpendapat.
Tiongkok adalah pasar menguntungkan Tesla
![]() |
Mobil listrik buatan Tesla. (unsplash.com/Charlie Deets) |
Tiongkok sendiri sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak, menjadi pasar yang potensial untuk berbagai produk, termasuk mobil listrik. Tesla telah hadir di negara Panda itu dan mendapatkan penjualan yang sangat menguntungkan.
Menurut CNBC, penjualan mobil Tesla di Tiongkok selama pandemi tahun 2020 mengalami lonjakan drastis. Hal itu berbading terbalik dengan ratusan perusahaan yang mengalami kesulitan menjual produknya selama pandemi.
Tesla mampu meraup uang 6,66 miliar dolar AS atau setara dengan Rp96,2 triliun pada tahun 2020. Padahal, pada tahun 2019, pembuat kendaraan listrik itu mendapatkan 2,98 miliar dolar AS atau setara dengan Rp43 triliun. Lonjakan pendapatan yang diraih Tesla lebih dari 100 persen.
Isu tentang larangan kendaraan Tesla memasuki fasilitas militer Tiongkok tentunya akan menjadi salah satu kerugian Tesla. Penjualan Tesla bisa terancam dan pendapatan bisa longsor dari pasar Tiongkok yang menggiurkan. Militer Tiongkok yang merasa khawatir tentang teknologi kamera di kendaraan Tesla dapat menginformasikan posisi mobil dan merekam lingkungan sekitarnya, telah memberikan sandungan baru bagi Tesla.
Kemampuan teknologi kamera di dalam mobil Tesla
![]() |
Mobil listrik buatan Tesla. (unsplash.com/Tunde Abati) |
Tesla sebagai salah satu produsen mobil canggih juga tak ketinggalan menyematkan kamera di kendaraannya. Tapi karena kamera itulah, beredar isu militer Tiongkok meminta staf berhenti mengendarai mobil Tesla mereka ke tempat kerja, dan untuk menghindari mengemudi ke kompleks perumahan untuk keluarga orang yang bekerja di bidang sensitif.
Mobil Tesla yang paling laris di Tiongkok adalah Model 3 dan Model Y. Kedua kendaraan besutan Tesla itu memiliki fitur kamera untuk memudahkan pengendara dan sekaligus sebagai salah satu sensor yang dapat merekam kejadian yang tak diharapkan seperti kecelakaan.
Melansir dari laman Engadget, fitur Dashcam atau kamera dashboard merekam video hingga 10 menit dari depan, dan ada buffer rekaman perulangan selama satu jam. Mode Sentry, sementara itu, akan merekam insiden di sekitar mobil mulai 10 menit sebelum terjadi. Kendaraan baru Model Y dan Model 3 juga memiliki kamera interior yang menghadap pengemudi. Meskipun tidak merekam sepanjang waktu, secara teoritis mungkin untuk memetakan pergerakan.
CEO Tesla Elon Musk juga menjelaskan kamera yang ada di spion Model 3. Spion tersebut akan berfungsi sebagai penjaga dan pengawas jika ada orang yang merusak pemilik mobil. Selan itu, kamera di spion juga dapat menjadi penjaga di rumah dari pencuri atau dari hewan liar atau dari aktivitas hewan peliharaan. Kemampuan yang lebih dari itu, dia juga bermanfaat ketika mobil menjalani autopilot.
Kekhawatiran kemampuan kamera di dalam kendaraan tersebut, baik itu Tesla atau kendaraan apapun adalah, data yang direkam itu disimpan di mana. Apakah itu di hardrive dalam kendaraan atau disimpan di sistem komputasi awan milik perusahaan. Itulah salah satu hal yang turut dikhawatirkan karena bisa saja data yang disimpang oleh perusahaan diberikan kepada negara yang di mana perusahaan tersebut berkantor pusat.
Elon Musk menjawab isu keamanan dari kamera mobilnya
Pada hari Sabtu (20/3), sehari setelah isu militer Tiongkok melarang mobil Tesla memasuki atau parkir di wilayah kompleks militer atau wilayah yang sensitif, Elon Musk sebagai CEO Tesla langsung memberikan tanggapan secara resmi.Elon Musk denies Tesla cars were used to spy in China https://t.co/u63iFiXsmr pic.twitter.com/11q7tmQnTZ
— New York Post (@nypost) March 20, 2021
Musk berpendapat bahwa informasi apapun milik mereka memiliki sensitifitas dan ada dorongan yang sangat kuat untuk merahasiakannya.
Melansir dari laman The Guardian, dalam sebuah forum virtual yang diadakan oleh Tiongkok, Musk mengatakan “ada dorongan yang sangat kuat bagi kami untuk sangat merahasiakan informasi apa pun. Jika Tesla menggunakan mobil untuk memata-matai di Tiongkok atau di mana pun, kami akan ditutup."
Di dalam kesempatan forum virtual China Development Forum itu, Elon Musk juga meminta rasa saling percaya yang lebih besar antara dua ekonomi terbesar di dunia (AS-Tiongkok). Pertemuan yang dihadiri Musk secara virtual itu adalah pertemuan bisnis tingkat tinggi diselenggarakan oleh sebuah yayasan di bawah Dewan Negara.
Tiongkok adalah pasar yang sangat potensial bagi Tesla. Dalam hitungan penjualan secara global, Tiongkok adalah 30 persen pasar Tesla yang itu berarti Tiongkok adalah pasar yang sangat menguntungkan.
Meski begitu, kini Tesla mulai menghadapi produk domestik Tiongkok yang juga sudah mengembangkan mobil listrik, dengan desain yang juga modern dan berteknologi canggih. Beberapa perusahaan mobil listrik Tiongkok adalah Nio, Geely dan Xpeng. Xpeng disebut-sebut sebagai pesaing utama Tesla di pasat domestik Tiongkok.
Posting Komentar untuk "Tiongkok Larang Mobil Tesla Parkir di Sekitar Fasilitas Militer"
Berkomentarlah dengan bijak. Diperbolehkan reupload artikel di atas dengan syarat mencantumkan backlink ke Teknolemper