Teknologi Inovasi Ritsleting
Ritsleting memang terkesan sederhana. Tapi itu adalah sebuah penemuan teknologi inovasi dari ratusan tahun ke belakang. Amat sulit dibayangkan bagaimana perkembangan fashion jika teknologi inovasi ritsleting tidak pernah ditemukan.
![]() |
Ilustrasi (Pexels.com) |
Ritsleting berperan banyak dalam peralatan keseharian kita. Paling lumrah kita temui adalah di pakaian, entah itu jaket, celana, rok, baju atau tas dan peralatan lainnya.
Sulit untuk dibayangkan bagaimana perkembangan sistem teknologi penutup otomatis ini jika tak pernah ditemukan. Kita tidak bisa memperkirakan bagaimana bentuk pengancing tas sekolah, koper atau juga tenda untuk kemah.
Sebelum ritsleting ini ditemukan, peradaban manusia masih menggunakan teknologi sederhana yang sampai saat ini masih digunakan, yakni kancing baju. Perlu kancing yang dipasang berderet-deret pada pakaian untuk menhubungkan dua sisi kain.
Setelah ritsleting ditemukan dan populer, selanjutnya teknologi penutup otomatis ini berkembang pesat dan bersanding dengan kancing baju. Ritsleting dipasang di banyak perlengkapan kehidupan keseharian kita.
Jalan panjang penemuan ritsleting
Sebagai sebuah teknologi inovasi, ritsleting tidak serta-merta muncul begitu saja dari hasil kreasi satu orang. Teknologi inovasi penutup otomatis ini berjalan secara kontinyu dan bertahap oleh beberapa orang penemu yang selanjutnya bisa memiliki model dan bentuk seperti saat ini.
Seorang Amerika Serikat yang bernama Elias Howe adalah pemilik paten pada temuan "Automatic, Continuous Clothing Closure" atau sistem penutup pakaian otomatis. Paten itu terdaftar pada taun 1851. Elias Howe ini juga terkenal sebagai penemu mesin jahit.
Sayangnya, temuan dan paten dari Elias Howe itu cuma sampai di situ saja. Maksudnya, ia tidak mengembangkan atau memasarkannya. Hal ini mungkin dikarenakan ia kesulitan mencari investor, karena mesin jahit yang ia temukan juga memiliki kasus demikian.
Mesin jahit Elias Howe dipasarkan dengan susah payah oleh adiknya yang bernama Amasa Bemis Howe dan pertama kali laku di Inggris sekitar tahun 1840an.
Amasa menjual mesin jahit kakaknya kepada William Thomas dari London yang memiliki pabrik pembuatan korset, payung dan koper. Ia terus sibuk memasarkan mesin jahitnya tersebut.
"Clasp Locker" untuk sepatu bot
![]() |
Ilustrasi (Pexels.com) |
Judson menggunakan temuannya sebagai penutup untuk sepatu bot. Jadi sepatu yang ia buat tidak dikencangkan menggunakan tali, tapi menggunakan ritsleting.
Temuan Judson dikerjakan dan kembangkan bersama Kolonel Lewis Walker. Mereka bersama meluncurkan perusahaan bernama Universal Fastener Company untuk memproduksi ritsleting tersebut.
"Clasp Locker" dibuat pertama kali pada tahun 1893 dan memulai debutnya di Pameran Dunia 1893 di Chicago. Ritsleting itu meraih sedikit kesuksesan komersial.
Zipper atau ritsleting modern
Teknologi penutup pakaian otomatis atau ritsleting yang modern masih butuh proses lama. Dalam awal-awal temuan ritsleting sederhana tersebut, penggunaannya masih untuk sepatu bot. Butuh waktu lama agar posisinya mendapatkan tempat di dunia fesyen.
Insinyur listrik dari Swedia
![]() |
Ritsleting rancangan Gideon Sundback (Wikipedia.org) |
Paten penemuan ritsleting modern tersebut diberikan kepada seorang insiyur listrik asal Swedia yang bekerja di Universal Fastener Company pada tahun 1917. Nama insiyur listrik tersebut adalah Gideon Sundback.
Gideon Sundback ini memiliki ketrampilan yang bagus dan menikah dengan putri manajer pabrik. Dia kemudian menjabat sebagai kepala desainer di perusahaan tersebut.
Pada akhirnya, dia memperbaharui desain ritsleting lawas dengan yang baru yang kita kenal saat ini.
Pembaharuan yang ia lakukan adalah dengan model ritsleting terpisah, yang di antara dua sisi ada gerigi dan bisa tertutup atau terbuka dengan sebuah slider atau penggeser. Meski Sundback memiliki paten ritsleting tersebut, tapi saat itu ia belum memiliki nama untuk temuannya.
Kata Zipper secara resmi digunakan untuk ritsleting
Kata Zipper yang memiliki arti ritsleting secara resmi digunakan ketika sebuah perusahaan B.F. Goodrich Company memproduksi pengait yang ditemukan oleh Gideon Sundback. Kata itu mulai digunakan pada tahun 1921 dan produk yang diciptakan digunakan untuk sepatu bot dan penutup kantong tembakau.
Pada saat itu, orang biasa menggunakan kantong tembakau yang terbuat dari kulit, untuk menjaga cita rasa khas tembakau agar tidak pudar. Di Kanada, kantong tembakau mulai diproduksi pada tahun 1900an.
Produksi kantong tembakau itu kemudian menyebar ke Amerika, tidak hanya Kanada saja. Di Amerika, kantong tembakau diperbaharui dengan sistem penutup otomatis yang disebut dengan Zipper tersebut.
Jadi sejarah awal teknologi inovasi ritsleting pada awal mulanya digunakan untuk sepatu bot dan kantong tembakau.
Ritsleting diakui oleh fesyen
Perkembangan teknologi inovasi ritsleting kemudian mulai memasuki wilayah fesyen, khususnya untuk menggantikan kancing celana. Perdebatan muncul untuk menentukan mana yang lebih baik, apakah ritsleting yang baru di celana atau kancing.
Penggunaan kancing celana disebut tidak praktis karena harus menggunakan dua tangan untuk memasangnya sedangkan ritsleting hanya butuh satu tangan. Akan tetapi, kelompok pendukung kancing menyatakan bahwa ritsleting kadang macet sehingga membuat celaka.
Sebagai pendatang baru, produk teknologi ritsleting mendapatkan tantangan untuk mengalahkan kancing yang telah lama menjadi salah satu elemen wajib fesyen.
Battle of Button Fly
Perdebatan penggunaan ritsleting dengan kancing dalam dunia fesyen lebih dikenal dengan Battle of Button Fly. Ini adalah peperangan antara ritsleting yang digunakan di celana denim untuk menggantikan button fly pada celana denim, khususnya yang terkenal Levi's 501.
Button fly atau kancing besi telah dipatenkan sejak tahun 1873 dan menjadi salah satu ciri khas Levi's 501. Sedangkan kemunculan ritsleting pada era antar Perang Dunia Pertama dan Kedua, telah berusaha untuk menggeser dominasi kancing besi tersebut.
Memasuki tahun 1930an, ritsleting semakin menarik dan mempesona para fashionista sehingga dominasi kancing besi di celana itu mulai luntur. Namun para desainer masih menyembunyikan penempatan ritsleting secara tertutup.
Elsa Schiaparelli Sang Visioner
Ritsleting tersebut menjadi elemen utama dari rancangan Schiaparelli. Beberapa ritsleting ditempatkan secara jelas mengikatkan garis leher dan menurunkan lengan serta rok.
Schiaparelli menggunakan ritsleting plastik yang terbuat dari bahan selulosa nitrat, kain plastik semi-sintetik pertama, dan selulosa asetat.
Schiaparelli menjalin kesepakatan dengan Charles James, seorang desainer terkenal lain, bekerjasama dengan produsen untuk mempromosikan ritsleting plastik mereka, menggunakan merek tertentu tergantung di mana pakaian itu akan dijual.
Beberapa merek di antaranya seperti Eclair untuk pangsa pasar Paris, Lightning Fastener Co. untuk pasar mode London, dan ritsleting Hookless Fastener Co. untuk pasar mode Amerika.
Sejak saat itu, ritsleting kemudian semakin populer dan lumrah ditiru dan diterapkan di beberapa model pakaian. Ritsleting mengulurkan janji yang memikat tentang "melepaskan pakaian yang cepat dan mudah."
Ritsleting itu praktis dan menjadi bagian yang tegas dari citra pergaulan bebas serta pemberontakan pada kemapanan.
Selain ritsleting sebagai teknologi inovasi, ada juga ulasan menarik tentang teknologi inovasi printer 3D. Kalian bisa membacanya dalam artikel Perumahan Ini Dibangun dengan Teknologi Printer 3D
menarik....
BalasHapusposting yang nambah wawasan...
Thank you for sharing